Senin, 31 Oktober 2011

the most beautiful thing in my life

Satu kata terakhir dari almarhumah Ibunda tercintaku :
“Kamu nggak akan bisa hidup tanpa ALLAH”

Yap, jawaban dari pertanyaan sewaktu Ibu mulai sakit-sakitan :
“Bu,,aku nggak bisa hidup tanpa Ibu..selama ini Ibu lah yang menguatkan aku..”
*FYI --> sewaktu almarhumah masih ada, beliaulah yang mampu menguatkan dan meredam saya saat saya sering berdebat dan berantem dengan Ayah. Memang saya dan Ayah saya sama-sama memiliki sifat yang keras.
Ibu selalu berkata, “Batu kalo ketemu sama batu akan saling berbenturan”
“Harus ada yang mengalah salah satunya..”
Dulu saya agak benci sama Ayah saya. Tidak lain dan tidak bukan karena Ayah saya orang yang sangat keras kepada anaknya. Tapi, itu dulu..pemikiran saya yang masih sangat sempit saat remaja.
Ayah..yang jarang memanjakan saya,,
Ayah..yang jarang memberi pujian kepada saya,,
Ayah..yang jarang memberikan bantuan langsung kepada saya,,
Ayah..yang jarang memberikan apresiasi kepada saya,,
Ayah..yang selalu memaksa saya untuk selalu ikut karate waktu kecil
Ayah..yang selalu pelittt kasih uang,,
Ayah..yang jarang nurutin keinginan saya,,
Ayah..yang jarang senyum dihadapan saya,,
Ayah..yang sering marahin saya,,
Pokoknya liat Ayah horrooorrr banget saat itu !! sampai saya waktu remaja terobsesi jadi cowok (tomboy) gara-gara didikan Ayah yang keras.
But,,dari kerasnya seorang Ayah kepada saya, ternyata ada kelembutan hati dibalik semua sikapnya tadi. Dan itu baru saya sadari setelah saya dewasa.
Berikut alas an dari sikap-sikap Ayah diatas :
Ayah..yang jarang memanjakan saya,,--> ternyata Ayah bermaksud agar saya tidak terbiasa dengan kehidupan yang sempurna dan serba mudah.
Ayah..yang jarang memberi pujian kepada saya,,--> ternyata Ayah bermaksud agar saya tidak merasa puas dengan pujian atas apa yang saya raih pada saat itu
Ayah..yang jarang memberikan bantuan langsung kepada saya,,--> ternyata Ayah bermaksud untuk mengexplore kemampuan saya sendiri
Ayah..yang jarang memberikan apresiasi kepada saya,,--> ternyata Ayah bermaksud untuk menggembleng saya agar lebih mampu menghasilkan sesuatu yang lebih luaarrr biasa lagi
Ayah..yang selalu memaksa saya untuk selalu ikut karate waktu kecil,,--> ternyata Ayah bermaksud agar saya nggak gampang cengeng,,agar bermental baja,,mampu melindungi diri sendiri dan nggak tergantung sama orang lain
Ayah..yang selalu pelittt kasih uang,,--> Ayah bermaksud menekankan dan mengajarkan kepada saya tentang susahnya mencari uang
Ayah..yang jarang nurutin keinginan saya,,--> Ayah bermaksud menekankan kepada saya, bahwa suatu saat nanti apa yang akan menjadi keinginan saya belum tentu dapat terlaksana. Dan saya harus siap dengan itu semua. Beliau mengajarkan keppada saya untuk lebih realistis
Ayah..yang jarang senyum dihadapan saya,,--> Mm…yang ini saya nggak tau alasannya,,ampe sekarang juga masih jarang senyum..hhe,,
Ayah..yang sering marahin saya,, --> Haha,,kalo ini sih alasannya karena memang saya yang suka bandel ! :P
Intinya, Ibu dan Ayah adalah pendidik terbaik dalam hidup saya. Dengan karakter yang mereka miliki masing-masing, mereka memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya. Ibu, yang memang cenderung lebih mengayomi dan sikapnya yang lembut dan penuh kasih saying, bermaksud untuk membentuk anak-anaknya agar menjadi pribadi yang hidup dengan “ini”(sambil menunjuk hati) dan Ayah yang cenderung lebih keras tetapi bijaksana bermaksud untuk membentuk anak-anaknya agar menjadi pribadi yang hidup dengan “ini” (sambil menunjuk kepala).

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar